Apa yang terlintas di benak Anda saat mendengar kata “juara”? Mungkin prestasi, kekuatan, kemenangan. Tapi bagaimana bila seorang anak lahir dengan keterbatasan fisik? Apakah dia masih bisa bermimpi jadi juara? Jawabannya bisa Anda temukan dalam kisah luar biasa Bro David Jacobs—atlet tenis meja yang bukan hanya meraih medali Paralimpiade, tapi juga berhasil menginspirasi ribuan orang lewat perjuangannya.
Dalam episode Bincang Anak di kanal YouTube Anak Bisa, Bro David berbagi perjalanan hidupnya dari masa kecil di Makassar, pengalaman diskriminasi, hingga titik balik saat masuk klub tenis meja dan mulai membuktikan dirinya di tengah keterbatasan. Di usia belia, ia harus menerima bahwa tangan kanannya tidak dapat berfungsi normal. Tapi keterbatasan itu justru menjadi awal dari kekuatan sejatinya.
Beberapa hal penting dari perbincangan ini:
Topik: Mental Juara dalam Kehidupan
- Kunci utama menjadi juara bukan sekadar fisik, tapi mental gigih, semangat yang konsisten, dan sikap positif.
- Dukungan keluarga dan pelatih sangat berpengaruh membentuk mental juara sejak dini.
- Kekalahan demi kekalahan tidak mematahkan semangat; justru menjadi bahan evaluasi dan pembelajaran.
- Prestasi emas: Menjadi juara nasional tenis meja di kategori umum, dan peraih medali perunggu Paralimpiade London 2012, yang membuka mata pemerintah terhadap potensi atlet disabilitas Indonesia.
- Bro David kini bercita-cita mendirikan klub tenis meja untuk anak-anak disabilitas agar terus lahir juara-juara baru dari kalangan yang sering terpinggirkan.
Video ini bukan hanya untuk para orang tua, guru, atau pelatih—tetapi juga untuk siapa saja yang ingin belajar bagaimana menjadikan tantangan sebagai batu loncatan menuju keunggulan.
Tonton videonya di YouTube dan temukan inspirasi sejati dari perjuangan Bro David Jacobs.
Catatan: ringkasan ini dibuat oleh AI (Artificial Intelligence), kesalahan bisa terjadi. Silahkan nonton video aslinya (lengkap) agar tidak salah.
-AI-